Menjadi Yang Terbesar
Seorang pemimpin proyek pemugaran sebuah gedung militer. Suatu kali, dengan suara keras ia meneriakkan perintah pada para prajurit supaya mereka mengangkat sebuah balok kayu yang besar dan berat. Saat para prajurit itu berjuang mengangkat balok kayu tersebut tanpa hasil, seorang pria yang kebetulan lewat, berhenti dan bertanya kepada si bintara "mengapa anda tidak turun tangan untuk membantu ? " Dengan lagak bak seorang kaisar bintara itu berujar, " pak , saya ini seorang sersan ! " sahut pria itu, "wah , saya tidak tahu ", lalu ia melepas topinya dan membungkukkan badannya sambil berkata, "maafkan saya sersan". Kemudian pria asing itu tadi menghampiri para prajurit dan membantu mereka untuk mengangkat balok kayu berat tersebut. Setelah tugas itu selesai ia berbalik dan berkata "pak sersan, jika anda nanti punya tugas seperti ini lagi, dan tidak punya cukup orang untuk membantu, kabari panglima tertinggi anda ini, maka saya pasti akan datang membantu anda lagi". Ternyata orang yang berbicara dengan sersan ini adalah jendralnya sendiri.
Sama seperti Allah mengukur kebesaran seseorang dari kesediaannya untuk melayani. Sebab Tuhan sendiri telah memberi teladan , yakni meski Ia adalah Allah yang layak di tinggikan namun Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. Untuk menjadi besar dimata Allah, kita harus bersedia melayani.
" Kebesaran Sejati Tidak Diperoleh Dengan Memberi Perintah Tetapi Dengan Melayani "
Sama seperti Allah mengukur kebesaran seseorang dari kesediaannya untuk melayani. Sebab Tuhan sendiri telah memberi teladan , yakni meski Ia adalah Allah yang layak di tinggikan namun Dia datang bukan untuk dilayani, melainkan melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang. Untuk menjadi besar dimata Allah, kita harus bersedia melayani.
" Kebesaran Sejati Tidak Diperoleh Dengan Memberi Perintah Tetapi Dengan Melayani "
